Iman Yang Nyata Melalui Perbuatan

Renungan Minggu Ini

Minggu, 9 September 2012 (Minggu Biasa)

"IMAN YANG NYATA MELALUI PERBUATAN"

 (Yakobus 2:1-17; Markus 7:24-37)

 Perempuan Siro-Fenisia adalah orang asing yang dengannya orang Yahudi dilarang berhubungan. Namun Tuhan Yesus mau menolongnya saat mengetahui imannya. Demikian pula ketika mengetahui keberadaan orang tuli dan gagap, Tuhan Yesus menolongnya. Hal ini menampakkan karya Tuhan Yesus yang penuh dengan kemurahan hati. Kemurahan hati-Nya bukan sekadar memberikan sesuatu yang segera habis, melainkan pemulihan harga diri dan hak hidup orang-orang tadi.

 Rasul Yakobus menekankan pentingnya hubungan antar manusia, yang hendaknya tidak dilandasi pada perbedaan yang nampak, seperti penampilan berdasarkan status ekonomi. Bahkan lebih jauh, dinasehatkan supaya menolong saudara yang membutuhkan. Hal itu adalah perwujudan iman. Iman seharusnya disertai dengan perbuatan. Kata-kata yang manis karena beriman harus diikuti dengan perbuatan yang sepadan juga.

 Kemiskinan menjadi keprihatinan bukan sekadar karena masalah ekonomi, melainkan karena sering kali juga menghilangkan atau mengurangi hak hidup seseorang. Sikap Alkitab sangat jelas. Tidak ada pembedaan yang boleh dilakukan terhadap orang miskin dan kaya. Yesus meneladankan kemurahan hati yang memulihka hak hidup orang-orang yang Dia temui.

 Demikianlah tanggung jawab kita sebagai sesama manusia. Tidak ada hak untuk berpangku tangan atau menganggap diri tidak terlibat. Setiap kemiskinan dan terpenuhihnya hak hidup semua orang menjadi tanggung jawab kita bersama. Kemurahan hati adalah kuncinya. Bukan sekadar memberi uang atau barang-barang kebutuhan, tetapi kemurahan hati yang memanusiakan sesama manusia. Kemurahan hati yang membuat semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses berbagai pelayanan publik dan bisa merasakan bahwa dia juga adalah manusia seutuhnya yang layak menerima penghargaan dan penghormatan dari orang lain.