Renungan Minggu - Hari Ulang Tahun ke-82 Sinode GKJ

Renungan Minggu Ini

Minggu,17 Februari 2013 (HUT Ke-82 Sinode GKJ)

Delapan puluh dua tahun yang lalu, di Kebumen diselenggarakan sidang sinode pertama Pasamoewan Gereformeerd Djawi-Tengah, yang menandai awal perjalanan GKJ sebagai sebuah sinode mandiri. Tuhan telah membimbing para zendeling berniat dan berminat mengabarkan Injil di tanah Jawa, membentuk jemaat, dan membimbingnya dewasa. Tuhan menuntun jemaat-jemaat dewasa itu bergabung dalam klasis dan sinode. Kalau tidak berada dalam naungan perlindungan Tuhan, tidak akan terwujud.

Delapan puluh dua tahun bukan waktu sebentar. Kesukaan berganti kedukaan pasti dialami. Godaan dan tantangan mewarnai perjalanan sejarah GKJ. Namun Tuhan tetap menjagai. Sudah selayaknya jika karunia yang sedemikian besar ditanggapi dengan syukur. Syukur yang seperti apa?Bersediakah GKJ (secara lokal, klasikal, dan sinodal) tidak hanya mewujudkan ibadahnya dalam peribadahan liturgis, tetapi juga menyentuh ranah sosial? Sama seperti persembahan pertama hasil tanah orang Israel. Bukan hanya bersifat spiritual, tetapi juga sosial, berbagi dengan yang membutuhkan.

Maukah GKJ menjadi gereja yang terbuka? Tidak hanya berkutat dalam lingkup GKJ, tapi juga bersanding dengan gereja dan agama lain, menghargai kesetaraan gender dan alam ciptaan Tuhan. Bisakah GKJ menjadi gereja yang rendah hati? Tidak mementingkan gengsi dan status sebagai orang yang telah diselamatkan. Sama seperti Yesus yang tidak menyalahgunakan status dan kekuasaan-Nya sebagai Anak Allah. Allah kita adalah Allah Kehidupan. Kehidupan hanya bisa terwujud dengan baik jika ada keadilan yang membawa perdamaian di dalamnya. Bagaimana dengan GKJ di usia 82 tahun ini? Mari, dalam sukacita ulang tahun dan memasuki masa Prapaskah ini, kita bertelut dalam doa, ”Allah Kehidupan, tuntunlah kami menyatakan keadilan dan perdamaian”.