MEMBANGUN RUMAH ALLAH MELALUI PELAYANAN BERSAMA

Renungan Minggu Ini 18 Juli 2021

 (Minggu Biasa, Minggu Ketiga)

“MEMBANGUN RUMAH ALLAH MELALUI PELAYANAN BERSAMA

( 2 Samuel 7:1-14a, Markus 6:30-34, 53-56 )

Allah tidak berkenan jika Daud membangun rumah kediaman secara fisik untuk-Nya. Bagi Allah, ke mana pun umat-Nya pergi, di situlah Ia berada. Allah berkata, "Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman" (2 Sam. 7:6). Allah berdiam bersama umat-Nya, bukan dalam bangunan fisik buatan manusia. Ia selalu berkarya bersama dengan Musa, Yosua, hingga zaman hakim-hakim dan raja-raja. Dengan demikian, “tempat kediaman” Allah adalah dalam kehidupan dan karya segenap umat-Nya.

Dalam bacaan Injil, digambarkan sosok Yesus yang selalu didatangi dan dikerumuni oleh umat Allah. Yesus sama sekali tidak merasa keberatan, bahkan Ia memandang mereka dengan penuh belas kasihan. Yesus menyadari, kehadirannya di dunia bukanlah untuk bertakhta sebagai seorang penguasa politis di sebuah bangunan istana, melainkan di tengah umat Allah. Tubuh Kristus adalah tempat berdiamnya Allah, dan Kristus senantiasa hadir di tengah segala pergu-mulan, perjuangan, juga karya dan pelayanan masyarakat pada zaman-Nya.

Gereja kita sudah mendirikan gedung yang megah di Bekasi Timur. Gedung ini adalah sarana bagi kita beribadah, bersekutu, melayani, dan bersaksi. Jika kita ingin membangun rumah Allah yang sejati, maka kita membangunnya bukan dengan batu bata, semen, dan beton, melainkan dengan karya pelayanan kita bersama, baik bagi warga jemaat maupun bagi masyarakat