IDENTITAS DIRI MEMPENGARUHI CARA PANDANG

Renungan Minggu Ini

Minggu 22Maret2020

(Minggu Keempat,Minggu Pra Paska IV)

IDENTITAS DIRI MEMPENGARUHI CARA PANDANG

Di dalam perjuangan melawan virus corona, kita melihat banyak negara bersatupadu untuk mengatasi Corona. Hal inilah yang diperlukan dalam situasi yang tidak mudah ini. Namun, apakah semua orang sudah berpikir hal yang sama? Rupanya tidak. Di luar sana masih banyak orang yang memiliki cara pandang yang berbeda dan malah cenderung negative. Pandemi Corona dipahami sebagai hukuman atau tulah atas dosa negara-negara tertentu. Ini jelas bukan cara pandang yang membangun dalam situasi terancam kematian belakangan ini. Toh demikian, itu pula yang terjadi di dalam bacaan Injil. Kebanyakan orang Yahudi memang memandang bahwa penderitaan atau penyakit dialami oleh seseorang sebab dosa dari orang tersebut. Melihat cara pandang yang seperti ini, Yesus memiliki pandangan lain. Baginya, penderitaan harus didekati bukan lagi dengan kacamata penghakiman dan kencederungan mencari kesalahan atau kambing hitam. Penderitaan harus didekati sebagai cara Allah mewujudkan kasih-Nya yang penuh welas asih dan empati.

Jika kita perhatikan juga dalam bacaan Efesus, identitas kita jelas dan jernih dijelaskan oleh Paulus. Bahwa orang percaya adalah terang. Pemahaman identitas ini berpijak dari keyakinan bahwa kita disebut sebagai terang sebab kita hidup dalam kesatuan dengan Yesus yang adalah terang itu sendiri. Jika Dia yang adalah pokok identitas kita memandang pelayanan pada yang menderita adalah sebagai panggilan sosial untuk mewujudkan kasih Allah, maukah juga kita meneladani cara pandang yang demikian di tengah situasi pandemi ini? Tuhan menolong. Amin.