majelis gkj bekasi timur MENGUCAPKAN“Selamat Datang dan Selamat Bersekutu!”
Selamat datang dan selamat bersekutu kepada seluruh warga jemaat dan tamu dalam media Online ini. Apabila Bapak/Ibu/Saudara membutuhkan pelayanan khusus, dipersilakan untuk menghubungi Majelis di Ruang Konsistori setelah ibadah usai. Kiranya Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, memberkati Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian.
Renungan Minggu Ini 17April 2022
(Minggu Paskah, Minggu Ketiga)
“KEBANGKITAN YANG MENGHADIRKAN SUKACITA "
(Kisah Para Rasul 10:34-43 dan Lukas 24:1-12)
Spirit pro kehidupan yang mau diangkat dalam ibadah Minggu Paskah ini adalah memanusiakan kehidupan manusia. Spirit ini kontradiktif dengan kita yang cenderung tidak memanusiakan manusia yang lain. Alkitab menuturkan selepas kematian Yesus, komunitas para murid kehilangan pengharapan. Kehilangan pengharapan adalah bagian dari semangat kematian. Semangat kematian ini ditumbuh-suburkan oleh perilaku kejam pada kisah penyaliban Yesus. Boleh dikatakan, tragedi salib adalah wujud yang terlihat dari apa yang disebut dengan budaya kematian (culture of death). Budaya kematian menghasilkan kehidupan yang tidak manusiawi, melukai martabat kemanusiaan, juga memperlakukan manusia berlawanan dengan kemuliaan Allah yang menciptakan manusia. Adegan kengerian salib menimbulkan ketakutan yang mencengkram, seperti yang dialami oleh para murid. Kepada para murid, Yesus yang bangkit menghadirkan tanda semangat kehidupan.
Semangat kehidupan adalah semangat yang memanusiakan. Bolehlah dikatakan Yesus mengembangkan budaya kehidupan (culture of life). Karena semangat kehidupan maka manusia diperlakukan sebagaimana hakikatnya. Semangat itu terlihat jelas dari terhapusnya segregasi antara Yahudi dan non Yahudi, laki-laki dan perempuan. Tegasnya, Allah tidak membedakan manusia dalam bentuk apapun, seperti yang diungkapkan Petrus dalam Kisah Para Rasul 10:34. Sifat Yesus yang memanusiakan, juga nampak pada catatan kehadiran perempuan dalam kisah kebangkitan. Melalui catatan itu kita melihat Allah ingin mengembalikan status perempuan pada hakikatnya. Perempuan bukan kelas dua, perempuan layak dipercaya. Melalui peristiwa kebangkitan tidak ada lagi status orang-orang pinggiran atau warga kelas dua. Amin.
We have 6 guests and no members online